WandaVision Review - 5 Stages of Grief (5 Tahap Kesedihan)


Marvel never fails to amaze me. Walaupun aku baru suka banget dan mulai mengikuti Marvel Cinematic Universe saat lihat Captain America muncul di Infinity War saat aku nonton di bioskop, Marvel memang selalu membuat film atau series yang karakternya berkesinambungan dengan karakter-karakter di film atau series yang lain. Padahal ini film superhero loh, tapi seru banget kalau diikutin.

Nah, kali ini yang menarik adalah WandaVision, mini series pertama setelah film Avengers Endgame selesai.

Kenapa menarik? Karena menurutku, di sini Marvel memakai 5 stages of grief atau yang biasa disebut 5 tahap kesedihan. Kesedihannya itu sendiri adalah karena kehilangan seseorang.

Aku mau mengingatkan, review ini bakalan banyak SPOILER!!! Jadi kalau mau tetap baca tapi belum nonton seriesnya, silakan ya aku sudah memberi tahu hehe 😋

Stage 1: Denial/Penyangkalan




Seperti yang kita tahu Vision udah dibunuh sama Thanos di Infinity War karena batu kuning yang ada di kepalanya dicabut. Di awal episode 1-2 ini, Wanda menyangkal kenyataan itu dengan membangun realitanya sendiri, alias realita palsu, di kota yang bernama Westview.

Dari bangun keluarganya sendiri, bangun kotanya sendiri, bangun orang-orang di kotanya sendiri, pokoknya semua diatur Wanda. Seangan-angan dia kalau Vision masih hidup kayak gimana. Bahkan, ketika ada sesuatu yang gak beres dari realita yang dia buat, Wanda akan menolak dan mengubah itu semua.


Contoh scenenya bisa diliat saat ada orang dari SWORD muncul di depan rumah Wanda dan Vision, saat itu juga Wanda langsung menyangkal "No", lalu diulang lagi relita palsunya dari sebelum bertemu dengan orang itu.

Stage 2: Anger/Kemarahan



Kemarahan Wanda memuncak di episode 3-4, karena Monica, yang ternyata orang SWORD, masuk ke dunia realita palsunya Wanda. Monica di sini menyamar jadi penduduk Westview yang suka menolong Wanda. Puncak kemarahan Wanda adalah ketika dia baru aja melahirkan anak kembar, lalu dia jadi teringat dengan adiknya yang juga kembaran dia, Pietro.


Monica keceplosan bilang "Iya, dia mati karena dibunuh sama Ultron" saat Monica simpati sama ceritanya Wanda. Wanda kaget dan marah, lalu mengusir Monica sampai keluar dari Hex atau batasan yang ada di ujung kota Westview karena tahu kalau Monica ternyata outsider Westview.

Stage 3: Bargaining/Penawaran



Dalam hidupnya Wanda, dia gak cuma kehilangan Vision aja, tapi juga Quicksilver, kembarannya atau yang biasa dipanggil Pietro. Dalam episode 5, Pietro hidup lagi dan Vision juga akhirnya tahu kalau dia sebenarnya udah mati (dari percakapan dia sama Agnes, tetangga Vision dan Wanda, yang lagi menyetir mobil di ujung kota Westview). Di saat itu juga, Vision melihat Hex yang dibuat Wanda lalu mencoba buat keluar dari Hex itu.

Di lain scene, tahu kalau bapaknya lagi sekarat karena mencoba keluar dari Hex, salah satu anaknya Wanda dan Vision langsung menginfokan Wanda kalau Vision sedang dalam bahaya. Di sini, Pietro malah mengejek Wanda kalau dia bisa membuat Vision hidup dua kali nantinya, yang berarti mati dua kali juga.


Mendengar ejekan itu, Wanda langsung mendorong Pietro dan membuat Hex yang lebih besar lagi untuk menyelamatkan Vision. Sampai-sampai, beberapa orang SWORD yang ada di depan Hex kota Westview juga masuk dalam Hex itu. Dari scene itu kita tahu kalau Wanda lebih memilih Vision karena Vision lebih penting dan kematiannya lebih menyakitkan buat Wanda. Wanda gak mau kehilangan sosok Vision untuk yang kedua kalinya, karena waktu Vision mati pertama kali, Wanda gak bisa menyelamatkan dia dari Thanos.

Stage 4: Depression/Depresi



Yang namanya orang kalau sedang depresi, pasti malas melakukan melakukan apapun. Untuk bangun dari tempat tidur aja rasanya kaki berat banget. Begitu juga yang dirasakan Wanda di episode 7. Dalam episode ini, Wanda terlihat seperti udah capek banget karena harus terus-terusan menyangkal kenyataan kalau Vision udah mati. Di sini Wanda berubah drastis dari sosok "ibu rumah tangga sempurna" yang dia mainkan di realita palsunya, jadi Wanda yang "semerawut" alias apa adanya.


Bisa diliat saat scene Wanda bangun tidur, dia malas banget buat gerak, bahkan minta tolong Agnes untuk menjaga anak-anaknya. Stage depresi ini juga diperjelas dengan iklan komersil yang muncul, yaitu obat antri depresi bernama Nexus, yang tagline nya "Nexus, because the world doesn't revolve around you. Or... Does it?"

Stage 5: Acceptance/Penerimaan



Di dua episode terakhir kita tahu kalau Agnes ternyata adalah Agatha, seorang penyihir jahat yang masuk ke dalam Hex nya Wanda. Agatha menyuruh Wanda untuk memberi tahu dia bagaimana cara membuat Hex dengan kekuatan sihir. Agatha juga memaksa Wanda untuk mengunjungi kembali kisah hidupnya dari kecil sampai bertemu dengan Vision saat masih hidup sampai udah mati.

Apakah Wanda akhirnya bisa menerima kenyataan kalau ternyata Vision udah mati? The answer is yes, she finally accepted that fate. Terlihat dari scene di mana Wanda sadar ternyata dia udah banyak menyakiti orang-orang gak bersalah di Westview. Setelah sadar, Wanda memutuskan untuk menghilangkan Hex yang dia buat. Walaupun konsekuensinya sangat berat, yaitu selain kehilangan Vision lagi, Wanda juga harus kehilangan kedua anaknya.


Tapi, setelah lihat post creditnya, apakah sampai di situ? Hmmm... Kita gak akan pernah tahu apa aja kejutan-kejutan yang akan diberikan oleh Marvel di film atau series selanjutnya. Let's see 😉

Yesss itu dia review mini-series WandaVision dari Journal of Review yang berfokus pada psychological nya Wanda saat grieving dari Vision.

Sampai jumpa di review berikutnya ya~

Xoxo,
G💕

Post a Comment

Previous Post Next Post